ARTVISI.or.id : Seperti biasa, media selalu suka menulis berita tentang Arab Saudi dengan nada miring atau negatif. Baru-baru ini, ramai diberitakan Putra Mahkota MBS menerbitkan aturan yang melarang anak-anak ke Mesjid selama bulan Ramadhan. Benarkah demikian?
Jawabannya adalah : TIDAK BENAR alias HOAX.
Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Arab Saudi, Syaikh Dr. Abdul Latif bin Abdulaziz Al Al-Syaikh menerbitkan surat edaran yang mencakup banyak hal penting dalam menghadapi bulan Ramadan, tetapi yang diangkat dan dijadikan judul “Aturan Baru Arab Saudi Dilarang Bawa Anak ke Masjid Saat Ramadan.”
Padahal surat edaran ke seluruh cabang Kementerian di wilayah Kerajaan tersebut, setiap tahun dirilis, isinya senada, yaitu mencakup instruksi khusus untuk seluruh pengurus masjid sebagai persiapan menyambut bulan Ramadhan.
Banyak aturan dan himbauan yang diulang-ulangi setiap tahun, sebagai tanbih, menunjukkan keseriusan pemerintah Saudi menyambut bulan penuh berkah, agar masyarakat dapat beribadah secara maksimal, terlayani dengan baik dengan manajemen masjid yang terencana.
Tentang himbauan kepada para jemaah untuk tidak membawa anak-anak ke dalam masjid, ini bukan hanya selama bulan Ramadhan, tetapi setiap shalat lima waktu di masjid sepanjang tahun.
Dilansir dari Saudinesia.id, Anak-anak yang dimaksud bukan berarti seluruh usia anak-anak, tetapi anak-anak yang masih membutuhkan pengawasan lebih yang belum mampu mengikuti shalat berjamaah, seperti para balita (di bawah lima tahun).
Sedangkan anak-anak yang sudah cukup mendapat pendidikan agama dari mulai tingkat ibtidaiyah (SD) dan seterusnya, bukan berarti yang dimaksud dalam larangan tersebut. Hal ini sudah lumrah diketahui bagi masyarakat Arab Saudi.
Anak-anak sejak tingkat SD di Arab Saudi justru lebih memahami adab dan fikih di dalam masjid, seperti terbiasa mendirikan tahiyatul masjid atau shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah.
Bandingkan dengan anak-anak di negeri lain yang kita kenal, yang lebih ramai gaduh bercanda, berlari-lari, berteriak, di luar maupun di dalam masjid, kurang menghormati kemuliaan masjid.
Di beberapa masjid anak-anak Saudi biasa diperbantukan menjadi panitia kegiatan masjid, seperti ikut membagikan air mineral kepada jemaah di dalam masjid.
Saat buka bersama yang diselenggarakan Dakwah Center atau masjid di distriknya, anak-anak Saudi banyak terlibat menjadi sukarelawan membagikan menu buka puasa.
Jadi, aturan yang di-highlight oleh media seharusnya diberi penjelasan lebih utuh, dengan merujuk ke sumber primer aturan tersebut dirilis dengan bahasa Arab, sehingga mengerti konteks yang dimaksud.
Berikut isi surat edaran Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Arab Saudi dari sumber aslinya: https://www.moia.gov.sa/MediaCenter/News/Pages/11081444_1.aspx
Sumber : Saudinesia.id | Redaktur : Hermanto Deli