ARTVISI.or.id : Jakarta — Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat kembali menggelar ajang Anugerah Syiar Ramadan (ASR) 2025 sebagai bentuk apresiasi terhadap program-program siaran televisi dan radio terbaik yang tayang selama bulan suci Ramadan. Bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama (Kemenag), penghargaan tahunan ini mengangkat tema “Siaran Ramadan untuk Meneguhkan Ketahanan Bangsa.”
Ketua KPI Pusat, Ubaidillah, menyampaikan bahwa ASR merupakan bentuk penghargaan berkelanjutan terhadap karya-karya Ramadan yang diproduksi oleh insan media penyiaran. Ia menekankan pentingnya program siaran yang berkualitas dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Kami ingin memberikan apresiasi terhadap karya-karya Ramadan terbaik yang diproduksi insan media penyiaran. Melalui anugerah berkelanjutan ini kami berharap dapat mendorong industri penyiaran untuk terus berkarya menghasilkan program-program Ramadan terbaik dari waktu ke waktu,” ujar Ubaidillah dalam sambutannya, Jumat (23/5/2025).
Menurutnya, program Ramadan yang bermutu dapat menjadi pedoman bagi umat Islam serta sarana penyebaran informasi dan hiburan yang baik di tengah maraknya konten dari media baru yang belum teratur secara hukum. “Kami juga mendorong media penyiaran, baik TV maupun radio, menjadi medium utama bagi masyarakat dalam menerima informasi serta hiburan yang baik dan positif,” tambahnya.
Komisioner KPI Pusat, Aliyah, menyampaikan bahwa tema ASR 2025 sejalan dengan semangat menciptakan tayangan Ramadan yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga mampu memperkuat daya tahan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan.
“Ketahanan bangsa kita begitu penting dan krusial di tengah kondisi saat ini. Kita berharap hal besar ini dapat diwujudkan, salah satunya melalui program-program siaran Ramadan yang berkualitas dan sehat,” kata Aliyah.
Ia juga melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam partisipasi lembaga penyiaran pada ASR 2025. Tahun ini, sebanyak 111 lembaga penyiaran turut ambil bagian, terdiri atas 21 stasiun televisi dan 90 stasiun radio, meningkat dari 80 lembaga pada tahun sebelumnya. Selain itu, jumlah program yang dilombakan juga mengalami peningkatan, mencapai 536 program — terdiri dari 166 program televisi dan 370 program radio — dibandingkan dengan 394 program pada ASR 2024.
“Meskipun situasi media penyiaran sedang sulit, peningkatan ini menunjukkan komitmen lembaga penyiaran untuk menghadirkan program Ramadan yang berkualitas,” imbuhnya.
Dalam proses seleksi, KPI menerapkan sejumlah kriteria dasar, di antaranya: program merupakan produksi dalam negeri, selaras dengan semangat Ramadan dan surat edaran KPI tentang program siaran Ramadan, mematuhi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), tidak pernah dikenai sanksi, serta merupakan produksi baru atau versi repackage dari tayangan sebelumnya.
“Program yang memenuhi kriteria tersebut akan diserahkan ke dewan juri yang berasal dari KPI, MUI, dan Kemenag,” jelas Aliyah.
Sementara itu, Komisioner sekaligus Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Pusat, Tulus Santoso, menjelaskan bahwa ASR 2025 memperlombakan 21 kategori, yang terdiri dari 10 kategori untuk televisi, 6 kategori untuk radio, serta sejumlah penghargaan khusus.
“Kami berharap melalui penghargaan ini, industri penyiaran semakin termotivasi menghadirkan tayangan Ramadan yang berkualitas serta mampu memberi kontribusi positif bagi ketahanan bangsa,” pungkas Tulus.